Angkara Durma - Arogansi Diri
Kamu Sang Tuan
"Maukah Nona menggambarkan diriku?" tanyamu.
"Kamu itu, mampu menciptakan lara yang teramat sangat." Jawabku.
Kamu tersenyum.
"Tapi Nona, di lain sisi aku ini datang untuk menyadarkan, lalu juga menyembuhkan." Sanggahmu.
"Kamu datang memang untuk semua itu." Jelasku.
Kamu tersenyum, untuk yang kedua kalinya.
"Setidaknya aku datang dengan permisi Nona. Bahkan sebelum aku mengetuk pintu negeri Zamrud mu, aku sudah memperingatkanmu melalui Tirai-Bambu. Orangmu lah, yang mengabaikanku." Jelasmu.
Sekarang, aku yang tersenyum.
Seolah membenarkan, apa yang telah ia ucapkan.
"Lalu, kapan Tuan ini pergi? Tak seharusnya tamu menetap bukan?" tanyaku.
"Setelah Nona mau menemaniku." Jawabmu.
Aku tersenyum, lagi.
Kali ini, bukan untuk membenarkan, tapi untuk mengiyakan.
Karena faktanya, aku lah yang paling akhir, sesudah orang-orang Zamrudku.
Mereka memang sangar, karena tak pernah menghiraukan Kamu Sang Tuan.
Komentar
Posting Komentar